Sutopo dan Ida Murtiningsih adalah pasangan suami – istri asal Desa Kreteg, Bandung,Ngrampal,Sragen. Mereka tinggal di rumah peninggalan orang tua bersama ke dua anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) dan balita. Dulu Sutopo bekerja di Semarang sebagai sopir namun ia di PHK karena perusahaan tempatnya bekerja gulung tikar. Penghasilan dari kerja serabutan juga tidak menentu. Kini mereka menggantungkan hidup dari memelihara kambing milik orang lain.
Saking minimnya luas ruangan, Sutopo menyiasati ruang depan kamarnya sebagai kandang kambing. mereka terpaksa harus tinggal bersama kambing di dalam satu rumah. Tak hanya di depan kamar, kandang kambing juga berada tepat bersebelahan dengan dapur dan kamar mandi. Selain kondisi rumah yang kurang sehat, bau dari kotoran kambing juga sangat menyengat.
Kehidupan Sutopo dan Ida Murtiningsih sangat memprihatinkan karena keduanya mengalami keterbatasan. Sutopo mengalami keterbatasan pada indera pendengarannya sehingga ia kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Sedang Ida memiliki keterbatasan pada fisiknya. Pada usia 13 tahun kaki kirinya terkena paku namun karena lambatnya penanganan kaki Ida mengalami infeksi bahkan dokter menyarankan untuk di amputasi. Selang 3 tahun kaki kanannya terkena air panas hingga ia tidak bisa berjalan.
Untuk aktivitas sehari – hari ia berjalan menggunakan kedua lututnya. Nahas, ketika ia tertidur pulas kasurnya terbakar oleh obat nyamuk dan hampir membakar seluruh tubuh Ida. Dan sedihnya, anak keduanya yang baru berusia 4 bulan terkadang hanya diberi air putih karena tidak memiliki uang untuk membeli susu formula. Ida tidak bisa memenuhi ASI untuk bayinya karena ia sendiri jarang makan.