Awalnya ia berjualan dengan gerobak tua miliknya karena usianya yang tak lagi muda, Firmanto tidak sanggup lagi berkeliling untuk berjualan. Terlintas untuk membuat gerobak motor, namun sayangnya ia hanya memiliki 1 unit motor yang sudah tua dan merupakan satu – satnya alat transportasi yang dimilikinya. Lalu Firmanto memutuskan untuk menyewa sebuah ruko dan ingin menambah jenis dagangannya agar ia tetap bisa menafkahi istri dan ke 3 buah hatinya. Namun tekadnya untuk mengembangkan usahanya terkendala modal.
Sedang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari Firmanto hanya bergantung pada hasil berdagang mi ayam.. Hasil berjualan yang tidak menentu dan ia juga masih memiliki tanggungan piutang di bank dengan besar angsuran per bulan 680 ribu rupiah membuat perekenomiannya semakin berat, padahal setiap bulannya penghasilan Firmanto sekitar 900 ribu rupiah itu pun kalau penjualan mi ayam ramai.
Meskipun hidup serba kekurangan, Firmanto mengaku pasrah menerima dengan ikhlas apa yang menimpa keluarganya selama ini dan terus berusaha untuk mengembangkan usaha mi ayam miliknya. “Kami syukuri apa yang ada. Beginilah hidup kami, semoga dengan bantuan modal dari Lazismu Sragen usaha mi ayam saya lebih berkembang dan memiliki cabang. Terimakasih Lazismu Sragen,” ujarnya.
Sobat, terimakasih banyak yang sudah support program Gerakan 1000 UMKM untuk Dhuafa Pejuang Nafkah. Yuk, terus lanjutin kebaikanmu dengan klik link di bawah ini :
https://lazismusragen.org/campaign/gerakan-1000-gerobak-umkm-untuk-dhuafa-pejuang-nafkah
Sedikit bantuan dari #SobatDermawan sangat berarti bagi saudara – saudara kita yang membutuhkan.