Ngadiyo, warga Ngepos RT 01 RW 09, Jetak, Sidoarjo, Sragen duduk di ruang tamu rumahnya Kamis (24/1). Ia duduk sambil memangku anaknya, Bilal. Dalam pangkuan ayahnya itu, Bilal sesekali merengek-rengek meminta sesuatu. Ngadiyo adalah salah seorang penerima bantuan permodalan dari Lazismu Sragen sejak sembilan bulan lalu. Ia gunakan bantuan modal itu untuk berjualan ketoprak keliling di kampungnya.

Ngadiyo, warga Ngepos RT 01 RW 09, Jetak, Sidoarjo, Sragen duduk di ruang tamu rumahnya Kamis (24/1).
Sudah selama sembilan bulan juga Ngadiyo harus menghidupi keenam anaknya sendirian.
Istrinya sudah meninggal bulan April tahun 2018 lalu. “Setiap hari saya harus bekerja mendorong gerobak itu untuk berjualan ketoprak keliling, mas. Setelah berjualan saya masih membereskan rumah dan merawat anak-anak,” ujar Ngadiyo. Ia menambahkan untuk setiap harinya ia bisa memperoleh omset sekitar 180 ribu. Omset itu masih dikurangi sekitar 100 ribu untuk modal. Sehingga ia setiap hari mendapat sekitar 80 ribu untuk menghidupi anak-anak saya.
Selama dua pekan ini Ngadiyo menderita sakit yang mengakibatkan dirinya tidak dapat bekerja. Ia menjelaskan badannya panas, kepala pusing, dan merasa lemas. “Selama dua pekan itu terpaksa penghasilan saya dari berjualan ketoprak saya gunakan untuk berobat dan mencukupi kebutuhan keenam anak saya. Jadi ini saya tidak bisa berjualan karena kehabisan modal,” ujar Ngadiyo. Ditambah lagi untuk makan saja dia juga masih menerima dari tetangga-tetangganya.
Leave a Comment